LEMBATA, AKSARANEWS.NET – Meski Pihak RSUD Lewoleba telah buka suara atau melakukan klarifikasi pada Senin, 10 Maret 2025, terkait kematian ibu Regina Wetan (31) asal desa Beutaran Kecamatan Ileape Kabupaten Lembata yang usai melahirkan disuntik dan meninggal dunia.
Masih banyak menimbulkan pertanyaan di masyarakat terkait musibah yang menimpa salah satu pasien di RSUD Lewoleba, seperti yang dirasakan salah satu tokoh muda di Lewoleba, Pangke Lelangwayan.
Dilansir dari indonesiasurya.com, Pangke mempertanyakan, apakah nyeri di bekas operasi itu hanya disebabkan oleh pendarahan? Mengapa bidan mengambil tindakan sendiri tanpa kehadiran dokter? Anehnya saat obat disuntik efeknya langsung terasa. Ada apa ini?
Ia juga meminta pihak berwajib dalam hal ini kepolisian untuk mendalami kasus kematian ibu Regina wetan ini .
“Saya heran tanpa melihat kondisi riil pasien dokter langsung menebak, mencurigai bahwa itu pendarahan. Dari mana bidan atau dokter tahu bahwa itu pendarahan sementara pasien dalam kesadaran penuh? Tanya pangke
Lanjut Pangke, Kalau pendarahan mengapa yang di curigai adalah emboli paru dan kardiomipati pasca melahirkan?
“Sebagai masyarakat kami berharap dokter tidak sedang mencari penyebab lain yang tidak diketahui kami awam”
Saya membaca beberapa literasi dan mengetahui bahwa, emboli paru merupakan Suatu kondisi di mana satu atau lebih arteri di paru-paru menjadi terhalang oleh gumpalan darah.
Sering kali, emboli paru disebabkan oleh pembekuan darah yang berasal dari kaki atau bagian lain dari tubuh (trombosis vena dalam), namun jarang terjadi.
Emboli paru ditandai dengan beberapa Gejala seperti, sesak napas, nyeri dada, dan batuk sementara ibu Regina mengeluhkan nyeri di bekas operasi.
Lalu berikut soal, Kardiomiopati pasca persalinan, juga dikenal sebagai kardiomiopati peripartum (PPCM), didefinisikan sebagai gagal jantung yang baru terjadi antara bulan terakhir kehamilan dan 5 bulan pasca persalinan tanpa penyebab yang dapat ditentukan.
Kardiomiopati pasca persalinan merupakan penyebab gagal jantung yang langka.
Sebagai orang awam yang tidak paham medis, kami minta agar Aparat penegak hukum (APH) masuk dan dalami apa yang sebenarnya terjadi dengan regina wetan
Hal ini penting guna meminimalisir prasangka buruk, saling curiga, atau berpikir negatif tentang RSUD dan para tenaga kesehatan yang berkarya di sana pungkas pangke.