AKSARANEWS.NET, LEMBATA – Literatur yang ada di Perpustakaan Gorys Keraf, Kabupaten Lembata ada sekitar 75.000 judul, namun tulisan tentang Lembata hanya 5-6 buku saja. Padahal Lembata ini banyak penulis namun sangat sedikit sekali tulisan tentang Lembata.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kerarsipan dan Perpustakaan Gorys Keraf, Anselmus Asan Ola kepada media ini saat ditemui di ruang kerjanya. Selasa (12/12).
Ansel mengatakan bahwa pihaknya berusaha untuk memotivasi penulis Lembata untuk menulis tentang Lembata
“Kami berusaha untuk memotivasi penulis Lembata untuk menulis tentang Lembata, karena literatur kita di perpustakaan sekitar 75.000 judul itu menulis tentang Lembata hanya 5-6 buku saja, sisinya tulisan luar,” ucap Ansel
“Kalau kita tetap pertahankan ini maka anak-anak Lembata sekarang casingnya saja yang Lembata namun isi hatinya bukan Lembata karena dipengaruhi budaya dari luar dari apa yang mereka baca itu,” tambahnya
Menurut Ansel dari keprihatinan itu yang mendorong kita untuk bagaimana caranya agar nilai-nilai leluhur budaya kita bisa membantu membentuk karakter anak-anak Lembata.
“Salah satunya kita mengumpulkan para penulis yang mana mereka semua berprofesi sebagai guru, saya ajak mereka untuk bagaimana menulis apa yang ada di mereka, karena mereka asli Lembata itu sendiri,” ucap Ansel
Lanjutnya, Sehingga mereka bisa menulis cerita rakyat yang ada di desanya, menulis asal-usul desanya, bagaimana ritual kawin mengawin, dan lainnya sebagainya.
Kepala DKP ini menjelaskan bahwa selama ini budaya kita adalah budaya tutur bukan budaya tulis yang mengakibatnya suatu saat nanti nilai-nilai itu akan hilang atau bergeser karena sangat bergantung pada kepentingan orang yang menceritakan.
“Tapi ketika semua itu ditulis maka yakin dan percayalah, nenek moyang ngomong A sampai ke anak cucu juga ngomong A maka nilai itu tetap terjaga,” terangnya
Para penulis yang sudah kumpulkan sangat antusias dan berjanji akhir Desember ini masing-masing menyetorkan satu tulisan. Setelah itu kita membentuk tim kurasi untuk mengkurasi tulisan-tulisan supaya layak untuk dibukukan.
Kita bergerak tanpa ada anggaran yang disiapkan namun kita tetap bergerak demi anak-anak Lembata, nanti baru kita sama-sama mencari solusinya setelah tulisan ini ada dulu, katanya
“Harapan kami untuk para penulis Lembata, jangan malu untuk menulis tentang Lembata karena Lembata memiliki nilai-nilai yang tidak kalah penting dengan wilayah lain, peradaban Lembata luar biasa, namun harus dibukukan agar bisa dipakai anak cucu kita,” harapnya
Kepedulian dan kerjasama semua pihak untuk bagaimana agar karya-karya tulis nanti bisa dibukukan karena hanya dalam bentuk buku itulah tidak ada pergeseran nilai-nilai karena sudah ditulis.” Tuntas Ansel