AKSARA NEWS. NET, LEMBATA – Peristiwa tanah longsor di Desa Lewogroma Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata terjadi pada pukul 11.00 wita, Jumat, 14 Februari 2025.
Longsor ini menyebabkan tumpukan material akibat longsoran dari tebing yang menutup hingga 15 meter ruas jalan raya satu-satunya ke Lewogroma.
Dilansir dari Koranbekas.com hingga Sabtu petang, (15/02/2025), belum ada aksi nyata dari pemerintah Kabupaten Lembata untuk mengevakuasi material longsor dari badan jalan.
Yosef Kedang, Kepala Desa Lewogroma, menyebutkan, pihaknya mencari dukungan respon dari Kabupaten karena dari luasan dampak, pihaknya selaku pemerintah desa tidak punya kapasitas.
”Itu jalan yang tertutup panjangnya sekitar 15 meter dengan tinggi tumpukkan sekitar 6 meter, kalau mau gali manual tidak bisa. Maka dari itu kami minta bantuan ke Kabupaten. Kami sudah lapor ke BPBD, ” terang Yosef
Menurut Kades Yosef tim respon BPBD Lembata langsung merespon datang ke lokasi pada jumat sore namun belum ada perubahan di lapangan hingga Sabtu sore.
“Tim respon BPBD Lembata memang langsung merespon datang ke lokasi kejadian pada Jumat sore. Namun, hingga Sabtu petang belum ada perubahan di lapangan,” Kata Kades Yosef
Material longsor masih menutup jalan. Akses transportasi warga keluar-masuk Lewogroma jadi terganggu. Belum ada satu pun alat berat exavator yang dimobilisasi pemerintah untuk memindahkan material longsor.
”Kami ini di ujung, jalan raya ini habis di sini. Tapi tiap hari ada oto penumpang yang pergi pulang, hasil bumi seperti kemiri, kopra juga selalu ada. Jadi sudah dua hari ini semua terganggu. Bahkan motor saja tidak bisa lewat. Longsor itu pas di tikungan. Kalau mau lewatkan motor juga harus pake pikul dan lewat bukit yang longsor itu. Jado bahaya juga, ” tutur Yosef Kedang.
Lewogroma memang kampung kecil tapi ini sebuah desa. Penduduknya tak lebih dari 200 kepala keluarga. Namun mereka membutuhkan kelancaran akses jalan raya sebagai prasarana transportasi yang sepanjang 15 meternya kini masih tertimbun material longsor.
Satu-satunya pilihan untuk keluar masuk Lewogroma saat ini adalah jalan kaki.
Menurut Yosef, pilihan saat ini adalah warganya harus berjalan kaki sekitar dua kilometer ke desa terdekat yakni Desa Atakore di Watuwawer, Desa Atakore ada jalan utama Trans Atadei yang menghubungkan desa-desa lain di Kecamatan Atadei menuju Lewoleba, Ibukota Kabupaten Lembata.
Lebih dari 24 jam setelah kejadian, BPBD Lembata belum bisa mengirimkan armada alat berat exavator untuk membersihkan material longsor.
Kepala Pelaksana BPBD Lembata, Yohanes Gregorius Solang Demo mengatakan pihaknya belum bisa mengirimkan alat berat karena masih digunakan pada dua titik kejadian bencana lain.
“Satu alat berat fokus penanganan normalisasi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Waikomo pasca banjir-longsor 1 Januari 2025. Satu armada lainnya masih sedang lakukan pembersihan material longsor di Desa Nogodoni, Doripewut dan Ile Kerbau yang juga di Kecamatan Atadei,” Terang Yohanes
Yohanes menambahkan, saat ini pihaknya hanya punya dua unit excavator sehingga untuk penanganan longsor Lewogroma, akan diupayakan secepatnya sembari mengupayakan dukungan anggaran operasional.
” Alat (excavator, red) ada dua. Satu sedang tangani di DAS Waikomo, satu lagi masih kerja longsor di Bakan, Lewaji dan Nogodoni. Semoga Hari Minggu/Senin sudah bisa geser ke Lewogroma. Kami masih koordinasi ke PUPR untuk mobilisasi excavator dan ke BKAD urus anggarannya” jelas Yohanes melalui pesan Whatsapp.
Sumber : Koranbekas.com