AKSARANEWS.NET, LEWOLEBA – Permasalahan di dunia pendidikan saat ini bukan hanya menyangkut mutu pendidikan saja tetapi juga soal mental dan karakter siswanya, ucap Penjabat Bupati Lembata Marsianus Jawa.
Pernyataan ini ia sampaikan melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Quintus Irenius Suciadi saat membuka kegiatan Pentas Seni Bara Suara dan Kreasi Siswa, di aula SMAS Frater Don Bosco, Lewoleba, Lembata, Sabtu (01/04/2023).
“Siswa pandai dan terampil saja tidak cukup kalau tidak diimbangi dengan budi pekerti yang baik,” Ujar Marsianus
Marsianus Jawa menginginkan pelajar Pancasila itu harus kompeten, berkarakter dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Pelajar yang seperti itu, menurutnya memiliki profil utuh dengan keenam pembentukan diri, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis dan kreatif.
“Keenam dimensi ini lah yang membentuk karakter siswa menjadi utuh sesuai tujuan akhir pendidikan kita,” jelas Marsianus
Ia pun kemudian menyampaikan apresiasi kepada lembaga pendidikan SMAS Frater Don Bosco Lewoleba yang sudah menjalankan Proyek Penguatan Profil Pelajaran Pancasila (P5), bagi siswa siswi di sekolah ini.
“Dengan mengaplikasikan proyek ini sebagai salah satu kegiatan kokurikuler kita telah menguatkan kompetensi dan karakter siswa siswi SMAS Frater Don Bosco Lewoleba,” ungkap Marsianus.
Acara dibuka secara resmi, ditandai dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali dan penarikan undian berhadiah. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan teater Rumah Kosong dari siswa kelas XII dan ajang pameran produk makanan lokal serta karya seni dan foto dari siswa kelas X dan kelas XI.
Untuk kelas X, kali ini menampilkan produk pangan lokal berupa pudding, mie, kue bagea, kue kering, kembang goyang, stick, teh, bulo kukus. Uniknya lagi, kesemuanya itu dibuat dari daun kelor dan dikombinasikan dengan tampilan putu dan jagung titi.
Sementara kelas XI menampilkan produk kewirausahaan dan kerajinan seni berupa karya lukisan dan foto serta kerajinan tangan lainnya. Semua itu di expo melalui stan-stan pameran yang ada di dalam aula SMAS Frater Don Bosco Lewoleba.
Seorang guru pendamping sempat menyampaikan bahwa semua hasil karya kelas X yang dipamerkan ini merupakan program pendidikan kearifan lokal dari kurikulum merdeka. Ada juga program gaya hidup berkelanjutan dan rekayasa oleh anak-anak kelas XI. Ia menyebut bahwa ini merupakan panen projek Pancasila.
Terhadap kegiatan bara suara dan kreasi siswa pentas teater pameran kewirausahaan gelar karya projek penguatan profil pelajar Pancasila ini, orang tua dan tamu undangan begitu antusias. Mereka bangga atas pencapaian karya siswa siswi yang begitu menarik. Dan sebagai bentuk penghargaan, banyak produk peserta yang dibeli. (Prokompim Setda Lembata)