SOLOR, AKSARANEWS.NET – Masyarakat Desa Nuhalolon, Kecamatan Solor Barat, menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Flores Timur atas program pembangunan sumur bor air tanah dalam yang dinilai sangat membantu kebutuhan sektor pertanian di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Desa Nuhalolon, Markus Kerai, saat kegiatan penanaman perdana jagung varietas hibrida dan tanaman hortikultura di kawasan Biri oleh Bupati Flores Timur, Anton Doni Dihen, Selasa (28/10/2025).
Kegiatan itu dilakukan di atas lahan seluas 2,5 hektare yang memanfaatkan satu sumur bor air tanah dalam dengan sistem penyiraman menggunakan kincir air, bagian dari program 100 hari kerja Bupati Anton Doni Dihen dan Wakil Bupati Ignas Boli Uran.
Mewakili masyarakat petani Nuhalolon, Kepala Desa Markus Kerai menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian pemerintah daerah terhadap petani di desanya.
“Yang pertama, saya mewakili Ribu Ratu Lewotana Nusa Lama Rebon, Lolon Lama Wuran, menyampaikan ucapan terima kasih kepada Pak Bupati dalam program kerja 100 hari, di mana di Desa Nuhalolong khususnya kelompok Ema Sare mendapat program yang sebenarnya bahwa program ini yang sangat dirindukan sudah sekian tahun,” ungkapnya.
Markus menuturkan, di Desa Nuhalolon terdapat puluhan hektare lahan tidur yang sudah lama tidak tersentuh kegiatan pertanian karena keterbatasan sarana dan pendanaan.
“Dengan adanya kegiatan program sumur bor air tanah dalam pada lahan pertanian ini, kami warga Desa Nuhalolong sangat-sangat membutuhkan, sehingga pada kesempatan ini juga kami gambarkan keberadaan para petani di Desa Nuhalolon,” lanjutnya.
Markus juga memaparkan bahwa saat ini terdapat enam kelompok tani di desanya, terdiri dari empat kelompok tani umum, satu kelompok wanita tani, dan satu kelompok tani milenial. Selain itu, satu kelompok baru tengah dibentuk menjadi taruna tani, sehingga totalnya akan menjadi tujuh kelompok tani yang resmi.
“Dan ini ke depannya kami akan SK-kan sehingga di Desa Nuhalolon akan menjadi tujuh kelompok tani,” jelasnya.
Kades Markus berharap agar pemerintah dapat terus memperhatikan potensi pertanian di wilayahnya. “Yang berikut, yang menjadi harapan kami ke depan bahwa mungkin lahan-lahan tidur ini bisa dijama melalui program-program yang bersifat berkelanjutan,” ucapnya.
Lebih lanjut, Kades Nuhalolon menyinggung pengelolaan dana desa untuk ketahanan pangan tahun 2025, di mana sebanyak 20 persen dana dialokasikan melalui BUMDes untuk mendukung sektor pertanian dan peternakan.
“Ada dua program di sektor pertanian untuk pengembangan hortikultura dan juga di bidang peternakan yakni ayam potong dan juga ayam petelur. Dan dari 20 persen ini kami sudah realisasikan kepada BUMDes dan sekarang sedang berjalan tetapi belum menghasilkan,” ungkapnya.
Ia menambahkan, seluruh upaya ini merupakan bentuk dukungan terhadap kebijakan Pemerintah Kabupaten Flores Timur, dan juga untuk program Makan Bergizi Gratis.
Salain itu, Markus juga menjelaskan bahwa persiapan lahan di lokasi itu dilakukan secara swadaya oleh para petani, karena belum adanya pos anggaran untuk pembiayaan kegiatan di tahap awal.
“Sehingga sekitar satu setengah bulan persiapan lahan sampai pada pembuatan alur itu dilakukan secara swadaya. Sedangkan pembiayaan-pembiayaan lain itu, untuk petani hanya pekerjaan dua bak,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa meskipun dilakukan secara swadaya, para petani tetap diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Meskipun program ini difokuskan pada kelompok tani Ema Sare, namun seluruh kelompok tani di Desa Nuhalolon turut dilibatkan dalam pelaksanaannya.
“Pesan kami di Desa Nuhalolong bahwa kelompok pintu masuk hanya sekadar kelompok pintu masuk, tetapi pengelolaannya itu melibatkan semua kelompok tani yang ada di desa,” ujar Markus.
Terakhir, Markus menyampaikan harapan agar pemerintah daerah terus memberikan perhatian kepada para petani di Desa Nuhalolon.
Ia menjelaskan bahwa sekitar 7-8 tahun lalu mereka pernah mendatangkan tenaga geolistrik, dan hasilnya menunjukkan bahwa kandungan air di hamparan tersebut cukup baik, berbeda dengan sumur bor yang sedang mereka kelola di dalam desa.
“Sehingga mungkin dari gambaran yang ada, sekali lagi mewakili para petani di Desa Nuhalolon, kami sangat merindukan untuk program ke depannya bisa dikucurkan untuk petani di Desa Nuhalolon ini,” tandasnya. (Tino Watowuan/Redaksi)


















