LEMBATA, AKSARANEWS. NET – Yayasan Kesehatan Untuk Semua (YKS) Lembata menggelar Dialog Bersama, Pasangan Calon Bupati Wakil Bupati, untuk melihat Visi Misi dan Program Kerja terkait tata kelola migrasi aman dan berbiaya ringan, sesuai mandat Undang-undang nomor 18 tahun 2017′.
Kegiatan yang diselenggarakan di aula hotel Annisa Lewoleba pada Kamis 24 Oktober 2024 ini dihadiri lima Paslon Bupati dan Wakil Bupati Lembata serta sejumlah pegiat organisasi sosial kemasyarakatan serta komunitas eks buruh migran di 12 desa di Lembata.
Lima paslon tersebut yakni Paslon Nomor Urut 1, Lembata Jaya (Jimi Sunur-Lukas Witak), paslon nomor urut 2 TolGas (Tomas Ola-Gans Huar Noning), Paslon Nomor urut 3 7 Maret 99 (Vian Burin-Poce Ruing), paslon nomor Urut 4 Tunas (Kanis Tuaq- Muhamad Nasir Laode) dan Paslon nomor urut 5 Manis (Marsianus Jawa-Paskalis Witak).
Dalam dialog ini, Paket Manis, paket nomor urut 5, Marsianus Jawa-Paskalis Witak yang diwakili oleh Fredi Wahon menawarkan hilirisasi produk pertanian guna menyerap ribuan tenaga kerja.
“Saya bicara 12 janji politik paket Manis: Melayani, aksi, inklusi, adaptif. Paket Manis bercita-cita menciptakan SDM unggul. Negara wajib memastikan seseorang layak bekerja, kemudian didukung adanya digitalisasi, transformasi digital, reformasi birokrasi,” ujar Fredi Wahon.
Fredi Wahon menandaskan, Paket Manis memastikan penambahan ADD dan memastikan tukin diberikan tepat waktu kepada birokrat.
Paket Manis juga menjanjikan pemanfaatan lahan tidur serta hilirisasi pertanian agar warga Lembata dapat bekerja dan mendapatkan penghidupan yang layak.
“Kenapa merantau? Lahan kita banyak, kita olah lahan kosong untuk tanam jagung. Paket Manis gagas ada proses olah, perlu ada pabrik olahan pakan ternak agar nilai produksi petani kita berubah,” ujar Fredi Wahon.
Menurut Fredi Wahon, menjadi buruh migran telah menjadi budaya. Namun di era Presiden Prabowo, ada kementrian khusus migrasi, karena itu diperlukan tata ulang postur birokrasi agar dapat mengurus para pekerja migran.