AKSARANEWS.NET, LEWOLEBA – Bakal Calon Wakil Bupati Lembata, Juprians Lamablawa, SH., MH dengungkan spirit “Haluan Baru Lembata” untuk membangun Lembata lima tahun kedepan.
“Kita bidik Haluan sebelum berlayar. Haluan itu memuat tujuan, arah, sasaran, rambu-rambu dan kebijaksanaan pembangunan daerah dengan perspektif jauh kedepan. Saya melontarkan spirit “Haluan Baru Lembata” untuk menata Lembata. Hal itu dikatakan Juprians Lamablawa kepada media ini, Selasa (7/5/2024) melalui Whatsaap di Lewoleba.
Pemimpin harus tahu dengan jelas haluan yang dituju, mengenai apa yang harus dan tidak harus dijalankan, berjalan dengan tujuan kemana. Ini bukan semata rambu-rambu tapi berada pada tataran strategi pembangunan untuk mencapai tujuan pembangunan itu, ungkap advokat-politisi ini.
”Kita membangun harus tahu tujuan, kita tidak boleh berjalan dengan buta tanpa haluan. Hanya sekedar jalan tapi tidak tahu kita ini hendak kemana, kita berjalan keliling dunia, tapi haluan Lembata tidak diketahuinya. Membayangkan sebuah tujuan tapi jalan menuju tujuan, dan bagaimana cara mencapainya tidak diketahui. Kalau kita mengetahui, kita sudah lompat jauh kedepan, Lembata tidak menjadi daerah tertinggal saat ini. Ini spirit saya, perlu ada haluan baru, biar ada semangat yang bernyawa bangun Lembata”, jelas Jupri.
Lanjut Jupri, perlu optimalisasi potensi sumberdaya kelautan/perikanan, peternakan, pertanian dan perkebunan. Pariwisata tidak lagi menjadi prioritas utama. Optimalisasi konektifitas Pemda dan Pemdes, agar pembangunan daerah bersinergi secara maksimal dengan Pemdes. Tidak bisa desa membangun tanpa kolaborasi dengan Pemda secara optimal, tandas Jupri.
Melahirkan pelaku UMKM baru usia muda, bangun kesadaran hukum rakyat agar rakyat taat dan sadar hukum, tingkat kriminal di desa dan di Kota bisa ditekan.
Anak muda usia produktif putus sekolah atau yang menganggur perlu didorong untuk sekolah, minimal kejar paket (A,B,C), di asa dengan keterampilan di balai latihan kerja (BLK), mereka harus punya keterampilan. Pendidikan dan keterampilan itu modal bagi mereka.
Tata kelolah moda transportasi umum dari desa ke kota, dan dalam kota perlu ditata dengan baik. Lewoleba ini barometer, sebagai kota penyanggah daerah lain. Peluang ini perlu ditangkap dengan melahirkan kebijakan yang mendukung.
Moda transportasi di sektor-krusial seperti bandara, dan pelabuhan laut wajib di atur secara baik agar tidak terkesan kuno, jauh dari harapan tamu daerah (wisatawan) yang ingin berlama-lama habiskan duit di kota Lewoleba, demikian juga sarana seperti jalan, hotel, home stay di Lembata, dan Masi banyak hal lain yang perlu kita atur haluannya untuk Lembata Jaya. tutup Jupri. (JL)