SOLOR, AKSARANEWS.NET – Bupati Flores Timur, Anton Doni Dihen, melakukan penanaman perdana jagung varietas hibrida dan tanaman hortikultura di kawasan Biri, Desa Nuhalolon, Kecamatan Solor Barat, Selasa (28/10/2025).
Kegiatan ini dilaksanakan di atas lahan seluas 2,5 hektare yang memanfaatkan satu sumur bor air tanah dalam dan sistem penyiraman menggunakan kincir air, hasil program 100 hari kerja Bupati Anton Doni Dihen dan Wakil Bupati Ignas Boli Uran.
Dalam arahannya, Bupati Anton Doni menyampaikan rasa syukur dan harapan besar terhadap kemajuan pertanian di Flores Timur.

“Terima kasih untuk kebersamaan kita pada pagi siang hari ini. Kita berterima kasih kepada Tuhan, kita boleh ketemu di tempat ini untuk menjawab kerinduan saya juga untuk berkunjung sebetulnya,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa seluruh upaya pembangunan yang dijalankan merupakan bagian dari rencana Tuhan, sedangkan pemerintah hanyalah perpanjangan tangan-Nya.
“Jadi, bersyukur tidak pada seorang Anton Doni Dihen yang bupatinya, tapi bersyukur pada Tuhan. Syukur pada Tuhan atas rejeki kita pada hari ini,” ungkapnya.
Bupati Anton Doni menegaskan bahwa sektor pertanian harus menjadi prioritas dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi di Flores Timur.
“Memang kita punya ambisi kuat untuk memajukan pertanian di Flores Timur ini. Karena kita punya ekonomi hanya maju kalau pertaniannya maju,” ucapnya.
Ia menyebut, saat ini terdapat sekitar 13.000 hektare lahan pertanian tanaman pangan di Flores Timur, dengan target pengembangan secara intensif.
“Karena itu, mestinya ambisi kita itu bisa sentuh sampai dengan 1000 hektare. Dan kalau 1000 hektare itu berarti sekarang ini kan sumur ini dia bisa jawab hanya sekitar 2,5 hektare,” ungkapnya.
Bupati menambahkan bahwa pemerintah daerah berencana membangun sumur bor berkapasitas besar yang mampu mengairi lahan seluas 10–15 hektare.
Menurut dia, untuk mengembangkan pertanian intensif pada 1000 hektare lahan dibutuhkan hingga seratus sumur bor dengan anggaran mencapai miliaran rupiah.
Meski menghadapi keterbatasan anggaran, Bupati Anton Doni menegaskan tekad pemerintah untuk tetap mencari solusi.
“Tapi di tengah keterbatasan uang yang ada, kita tetap bersemangat, kita tetap cari jalan supaya kita bisa menangani lahan pertanian ini dengan luasan yang cukup signifikan,” ujarnya.
Tahun 2025, kata dia, pemerintah hanya membangun sumur bor di empat wilayah, yakni di Biri dan Otan (Pulau Solor), serta di Waiwadan dan Witihama (Pulau Adonara).
Sementara “di perubahan (anggaran) kemarin kita mau tambah lagi sekitar beberapa itu, tapi karena waktunya mepet ini sehingga kita belum tambah.”
“Kita sudah rencana ada sekitar 5 titik kita tambah lagi tetapi belum jadi direalisasikan, karena urusan ini kalau kita tidak atur baik-baik maka ributnya lebih banyak daripada jadinya. Karena itu kita harus undur sampai 2026 nanti,” imbuh Anton Doni.
Ia juga menekankan pentingnya penerapan teknologi dan disiplin dalam praktik pertanian untuk meningkatkan produktivitas.
“Jadi, bapak mama nanti dengar itu BPP punya arahan itu. Pupuk pertama kita harus tertib, pupuk kedua harus tertib. Jarak tanahnya sekian juga kita harus tertib. Ilmu-ilmu itu,” harapnya.
Bupati menambahkan bahwa ilmu pengetahuan, bibit unggul dan teknologi semakin maju tidak akan berjalan tanpa ketersediaan air.
“Dari awal posisi kita jelas, ilmu teknologi mau tinggi seperti apapun, bibit unggul hibrida potensinya, teorinya enam ton per hektare, hibrida punya 10 ton per hektare, kalau wai take (air tidak ada) mau tawa (tumbuh) bagaimana,” kata Anton Doni.
“Karena itu dari awal kami sudah bilang, air ini adalah kunci pertanian kita, karena itu kita harus mulai dari air. Karena itu memang kita nekat bangun air dengan segala biaya yang ada. Syukur Bapak Mama punya memang startnya dengan 350 juta,” tandasnya.
Ia menegaskan bahwa pemerintah bertekad kuat mengurus sektor pertanian karena sebagian besar masyarakat Flores Timur adalah petani, sehingga harus mendapat perhatian lebih.
Bupati berharap pembangunan sektor pertanian dapat mengubah kehidupan masyarakat Flores Timur, khususnya di Pulau Solor yang memiliki kondisi geografis kering dan berbatu.
Bupati Anton Doni menutup arahannya dengan pesan optimisme dan keyakinan, Tuhan akan selalu menyertai setiap usaha masyarakat.
Ia menyampaikan bahwa hal terpenting adalah tetap memiliki keyakinan bahwa dengan niat baik dan doa yang kuat, Tuhan pasti akan membuka jalan menuju kehidupan yang lebih baik.
“Sebagai manusia yang beriman, yang dari kecil percaya bahwa bagi Allah tidak ada yang mustahil, saya tetap punya optimisme, kita harus bisa mengubah daerah kita, termasuk mengubah Otan dan Biri, mengubah Solor menjadi lebih baik pada masa-masa yang akan datang,” tegasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan, Kadis Perkebunan dan Peternakan, Kadis PUPR, Kabag Umum, Camat Solor Barat, Danramil, Koordinator BPP Nusa Cendana Solor Barat, beberapa kepala desa dan ketua BPD, pengurus kelompok tani, dan masyarakat setempat.
Usai penanaman secara simbolis di kawasan Biri, rombongan Bupati melanjutkan penanaman perdana di kawasan Otan, Desa Nuhalolon, Solor Barat, di atas lahan seluas 2,5 hektare yang digarap oleh petani Desa Ongalereng.
Seperti di kawasan Biri, rencananya dua hektare lahan ditanami jagung hibrida, sementara 0,5 hektare digunakan untuk tanaman hortikultura.
Setelah dari titik kedua, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Bupati Anton Doni melanjutkan agenda dengan melakukan penanaman perdana terumbu karang bersama komunitas Tunas Bahari Nuhalolon di Pantai Enatukan, Solor Barat.

Kegiatan tersebut menjadi simbol kepedulian terhadap kelestarian laut dan ekosistem pesisir yang selama ini menjadi salah satu sumber penghidupan masyarakat setempat.
Di kawasan perlindungan terumbu karang itu, Bupati bersama anggota komunitas dan para pemuda tampak antusias mengikat bibit terumbu karang pada rangka besi yang dibentuk menyerupai huruf “ADD” – inisial nama Bupati Flores Timur.
Menjadi penanda komitmen nyata pemerintah daerah dalam menjaga lingkungan laut dan mengajak generasi muda untuk ikut berperan aktif dalam pelestarian sumber daya alam.
Kegiatan diakhiri dengan makan siang dan diskusi bersama para petani di Biri untuk mendengarkan secara langsung berbagai keluhan dan masukan mereka. Salah satu persoalan utama yang masih dihadapi adalah ketersediaan air.
Bupati memastikan bahwa pada tahun berikutnya pemerintah daerah akan membangun sumur bor tambahan di wilayah Flores Timur, termasuk di Pulau Solor. Jumlahnya disesuaikan dengan ketersediaan anggaran. (Tino Watowuan/Redaksi).



















