• Home 1
  • Home 2
  • Kontak
  • Redaksi
  • Sample Page
Senin, Oktober 27, 2025
  • Login
Aksara News
  • Home
  • Polkam
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Dunia
  • Nasional
  • Hiburan
    IKA HIPPMIA Dalam Himpitan Raksasa Pada Ajang D’Beliung Cup

    IKA HIPPMIA Dalam Himpitan Raksasa Pada Ajang D’Beliung Cup

    Laga Eksibisi, Wabup Nasir Sumbangkan 1 Gol Pada Pembukaan D’Beliung Cup 2025

    Perempuan, Batu dan Jagung Pulut: Cerita Hangat dari HUT Otonomi Lembata

    Langit Jingga Films Selenggarakan Lembata Maestro Festival

    Wanted Cup V. Dramatis, Lomblen  United  Taklukan Juara Bertahan Muhammadiyah Fc Dengan Skor Tipis 1-0

    Camat Omesuri, Turnamen Yentji Open Salah Satu Wadah Bagi Generasi Muda

    Yentji Open I Resmi Digelar. Yuni Damayanti, Ini Amanah Suami Tercinta

    Wanted Cup V 2023 Resmi Digelar di Bumi Sembur Paus Memperebutkan Ratusan Juta

    Ribuan Pelajar Lembata Meriahkan Karnaval Festival Literasi. Ansel Bahi : Sehari Tidak Membaca Hidup Tidak Lengkap

    Konser Mitha Talahatu Siap Digelar & Siap Dibanjiri Penonton Dari Luar Pulau Lembata

    Konser Mitha Talahatu Siap Digelar & Siap Dibanjiri Penonton Dari Luar Pulau Lembata

  • Olahraga
    • Opini
      • Pariwisata
No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Hukrim
  • Ekbis
  • Dunia
  • Nasional
  • Hiburan
    IKA HIPPMIA Dalam Himpitan Raksasa Pada Ajang D’Beliung Cup

    IKA HIPPMIA Dalam Himpitan Raksasa Pada Ajang D’Beliung Cup

    Laga Eksibisi, Wabup Nasir Sumbangkan 1 Gol Pada Pembukaan D’Beliung Cup 2025

    Perempuan, Batu dan Jagung Pulut: Cerita Hangat dari HUT Otonomi Lembata

    Langit Jingga Films Selenggarakan Lembata Maestro Festival

    Wanted Cup V. Dramatis, Lomblen  United  Taklukan Juara Bertahan Muhammadiyah Fc Dengan Skor Tipis 1-0

    Camat Omesuri, Turnamen Yentji Open Salah Satu Wadah Bagi Generasi Muda

    Yentji Open I Resmi Digelar. Yuni Damayanti, Ini Amanah Suami Tercinta

    Wanted Cup V 2023 Resmi Digelar di Bumi Sembur Paus Memperebutkan Ratusan Juta

    Ribuan Pelajar Lembata Meriahkan Karnaval Festival Literasi. Ansel Bahi : Sehari Tidak Membaca Hidup Tidak Lengkap

    Konser Mitha Talahatu Siap Digelar & Siap Dibanjiri Penonton Dari Luar Pulau Lembata

    Konser Mitha Talahatu Siap Digelar & Siap Dibanjiri Penonton Dari Luar Pulau Lembata

  • Olahraga
    • Opini
      • Pariwisata
No Result
View All Result
Aksara News
No Result
View All Result
Home Daerah

Harapan di Ujung Jalan: Kisah Perjuangan Ibu-Anak Hadapi Bahaya & Mitos Gaib demi Air Bersih

AksaraNews by AksaraNews
14 Maret 2025
in Daerah, Kemanusiaan
0

Raut wajah bahagia Eci (14) saat mengambil air bersih di tempat penampungan air - dok. Plan Indonesia/Alfred Ike Wurin

0
SHARES
78
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

NAGEKEO, NUSA TENGGARA TIMUR – Di sebuah kampung di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, masyarakat setempat bergantung pada mata air tersembunyi yang mereka sebut sebagai pela. Sekitar pukul 05.00 hingga 05.30 pagi, anak-anak harus bergegas untuk mandi di sana sebelum sekolah. Perjalanannya tidak mudah, mengitari punggung bukit dengan kemiringan yang cukup terjal. Di beberapa titik, tanahnya licin dan berbatu, membuat setiap langkah harus diukur dengan hati-hati. Salah pijakan sedikit saja, risiko tergelincir besar sekali.

Tak hanya medannya yang sulit. Di kampung ini, mitos tentang penghuni mata air juga menjadi desas-desus warga sejak lama. Mereka percaya jika seseorang pergi sendirian ke sana, ia bisa disesatkan, ditahan, atau bahkan dibawa pergi oleh penghuni gaib
di mata air. Dan yang paling ditakuti, rumor tentang ata dora, sosok misterius yang konon akan menculik mereka yang berjalan sendirian.

RELATED POSTS

IKA HIPPMIA Dalam Himpitan Raksasa Pada Ajang D’Beliung Cup

Laga Eksibisi, Wabup Nasir Sumbangkan 1 Gol Pada Pembukaan D’Beliung Cup 2025

Tapi tidak ada pilihan. Setiap pagi dan sore mereka harus tetap pergi. Sebab, kembali ke rumah dengan tubuh bersih dan air yang cukup adalah kebahagiaan sederhana yang mereka perjuangkan setiap hari. Rutinitas ini sudah menjadi bagian hidup yang mereka jalani
selama ini. Ada ketakutan, ada perjuangan, tapi juga ada kegembiraan.

Bertahan dengan Mata Air Pela

Seperti yang dialami Mama Reta (49) dan anaknya, Eci (14). Pagi itu, hati Mama Reta menciut ketika melihat putrinya kembali dengan wajah pucat dan napas tersengal. Pikirannya dipenuhi bayangan buruk.

“Satu pagi, Eci pergi duluan ke kali untuk mandi dan menimba air, tapi dia pulang cepat sekali. Saya tanya dia kenapa? Dia takut karena di kali belum ada orang,” kenang Mama Reta (49).

Anak-anak di Nagekeo, NTT berjalan membawa jeriken kosong untuk mengambil air bersih di mata air Pela – dok. Plan Indonesia/Alfred Ike Wurin

Bagi anak-anak seperti Eci, mencari air adalah rutinitas yang tak terelakkan. Dengan gembira mereka menjalani perjuangan yang cukup melelahkan ini.

“Kami pulang mendaki. Kalau capek, kami istirahat dulu, baru jalan lagi. Sampai di rumah, siap-siap, baru ke sekolah. Kadang terlambat. Kalau terlambat, dihukum disuruh berlutut,” ungkap Eci sambil tertawa.

Di sekolah akses air pun terbatas. Air yang mereka bawa adalah satu-satunya sumber untuk mencuci tangan, membasuh wajah, bahkan menyiram toilet. Setiap murid membawa airnya sendiri, menuangkannya ke penampung di toilet sekolah. Jika persediaan habis, guru dan beberapa murid harus bekerja sama untuk pergi menimba air ke kali.

Upaya Bersama Hadirkan Akses Air Bersih

Nusa Tenggara Timur (NTT) menghadapi krisis air bersih setiap tahun akibat iklim tropis kering. Musim kemarau di daerah ini berlangsung hingga delapan bulan dengan curah hujan yang rendah dan tidak merata, antara 800 hingga 1.500 milimeter per tahun. Angin muson timur dari Australia yang berlangsung dari April hingga Oktober menyebabkan kekurangan hujan dan memperpendek musim penghujan.

Dampak dari kondisi ini, ditambah perubahan iklim global, membuat pasokan air bersih berkurang selama musim kemarau. Memaksa masyarakat, terutama di pedesaan, untuk menempuh jarak jauh dan mendapatkan air dengan kualitas yang seringkali tidak layak
konsumsi.

Kondisi air bersih ini sudah lama mendapatkan perhatian khusus dari masyarakat setempat. Dulu, mereka sempat membangun jaringan pipa dan bak penampung secara swadaya. Namun, upaya itu tidak bertahan lama karena kurangnya kapasitas perencanaan dan perawatan.

“Waktu itu sekitar tahun 2002, yang pasang pipa juga orang kami sendiri, sehingga putarnya jauh sekali. Air juga cepat kering. Akhirnya, air ini juga selesai, tidak sampai tiga bulan,” terang Sevrin (32), kepala salah satu dusun di kampung ini.

Plan Indonesia melalui Programme Implementation Area (PIA) Nagekeo kemudian berupaya menghadirkan air bersih di kampung ini. Namun, perencanaan matang masih terbentur berbagai hambatan teknis dan sosial.  

“Dari semua upaya itu, yang paling berat adalah ketika kami butuh daya listrik yang sangat besar untuk naikan air ke kampong. Meteran yang ada tidak mampu mendukung pompa karena kami pakai metode antigravitasi. Setelah rekayasa teknik dan uji coba, ternyata kita butuh daya sebesar 10.600-watt agar pompa bisa mengangkat air ke reservoar penampung,” ungkap Kosmin (48), staf Plan Indonesia di Nagekeo yang bertanggung jawab atas pemenuhan hak anak terhadap akses air bersih.

Hambatan teknis yang seolah tidak pernah selesai ini memicu gejolak sosial. Masyarakat yang masih percaya terhadap hal-hal mistis mulai ragu terhadap keberhasilan proyek ini. Partisipasi warga mulai menurun.

Menghadapi situasi ini, Philip dan John, dua staf lapangan Plan Indonesia, segera mengambil langkah advokasi strategis untuk membangkitkan kembali semangat gotong royong masyarakat. Momentum yang tepat datang ketika pompa hidran pengganti tiba di
lokasi. Kerja keras bersama masyarakat setempat akhirnya berhasil menaikan air dari pela ke kampung.

Akses Air Bersih Semakin Dekat

Sejak saat itu, kampung-kampung kecil di Nagekeo ini mencatat sejarah baru. Hidran umum yang tersebar di seluruh kampung mulai berfungsi, mendistribusikan air bersih bagi seluruh warga. Jarak dari rumah ke hidran umum terdekat hanya 5 hingga 20 meter.

Selain itu masyarakat setempat juga membentuk Badan Pengelola Air Minum Desa yang masih mendapatkan pendampingan dari Plan Indonesia. Secara bertahap kelompok ini akan ditingkatkan kapasitas terkait pengelolaan, perawatan, hingga pengembangan saran prasarana air bersih yang sudah ada ini. 

“Sekarang, air ada di dekat rumah. Anak-anak mandi ke sekolah tidak jauh di kali lagi, terima kasih, ini dulu kami kira tidak akan pernah bisa, sekarang sudah ada.” ujar Mama Reta.

“Kami sudah tidak ambil air di kali lagi, jadi pagi saya suka bantu mama masak dulu, baru saya mandi dan siap-siap ke sekolah. Tidak terlambat lagi, dan guru juga tidak suruh kami bawa air ke sekolah lagi,” tambah Eci yang berdiri di samping mamanya sambil tersenyum.

Penulis : Plan Indonesia/Alfred Ike Wurin

Tags: Alfred Ike WurinPlan Indonesia
SendShareTweet
AksaraNews

AksaraNews

Related Posts

IKA HIPPMIA Dalam Himpitan Raksasa Pada Ajang D’Beliung Cup

IKA HIPPMIA Dalam Himpitan Raksasa Pada Ajang D’Beliung Cup

27 Oktober 2025
0

LEMBATA, AKSARANEWS.NET - Di tengah dominasi team-team raksasa yang penuh dengan nama besar legenda pemain bintang, IKA HIPPMIA optimis mampu...

Laga Eksibisi, Wabup Nasir Sumbangkan 1 Gol Pada Pembukaan D’Beliung Cup 2025

26 Oktober 2025
0

LEMBATA, AKSARANEWS.NET - Skuad Pemda Lembata yang dipimpin Wakil Bupati Lembata, Muhamad Nasir benar-benar digdaya dan menunjukkan kualitasnya saat tampil...

Wabup Nasir Resmi Buka Turnamen D’BELIUNG CUP U35+ Tahun 2025

Wabup Nasir Resmi Buka Turnamen D’BELIUNG CUP U35+ Tahun 2025

27 Oktober 2025
0

LEMBATA, AKSARANEWS.NET - Di bawah langit biru sore Tanjung Bahagia, Wakil Bupati Lembata, H. Muhamad Nasir secara resmi membuka Turnamen...

Kuasa Hukum Tersangka AL Minta Penyidik Segera Periksa Oknum Mantan Kades Banitobo

25 Oktober 2025
0

LEWOLEBA, AKSARANEWS.NET -- Buntut dugaan kasus persetubuhan anak di bawah umur yang diduga terjadi di Desa Banitobo Kecamatan Lebatukan, Kabupaten...

Pimpin Rakor Penanggulangan HIV/AIDS. Paskalis: Komitmen Penguatan Kelembagaan dan Tata Kelola Sesuai Perpres 75 Tahun 2006

23 Oktober 2025
0

LEWOLEBA, AKSARANEWS.NET - Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata melalui Sekretariat Daerah menggelar rapat koordinasi penting terkait penanggulangan HIV/AIDS di wilayah Kabupaten...

Next Post

Politisi PAN, Gaspar Sio Apelaby Terpilih Sebagai Ketua Pemuda Katolik Kabupaten Lembata

Kapolres Lembata Sidak Dua SPBU di Lembata

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

RECOMMENDED

IKA HIPPMIA Dalam Himpitan Raksasa Pada Ajang D’Beliung Cup

IKA HIPPMIA Dalam Himpitan Raksasa Pada Ajang D’Beliung Cup

27 Oktober 2025

Laga Eksibisi, Wabup Nasir Sumbangkan 1 Gol Pada Pembukaan D’Beliung Cup 2025

26 Oktober 2025

MOST VIEWED

Plugin Install : Popular Post Widget need JNews - View Counter to be installed

Aksara News ( aksaranews.net ) merupakan portal berita online Nusa Tenggara Timur. Kami berkomitmen menyajikan berita terupdate, akurat dan edukatif.

CATEGORY

  • Berita Utama
  • Budaya
  • Daerah
  • Dunia
  • Ekbis
  • Hiburan
  • Hukrim
  • Hukum
  • Hukum Kriminal
  • Humaniora
  • Islami
  • Kemanusiaan
  • Kesehatan
  • Literasi
  • Nasional
  • Olahraga
  • Opini
  • Pariwisata
  • Pembangunan Daerah
  • Pendidikan
  • Pilkada 2024
  • Politik
  • Polkam
  • Puisi
  • Rohani
  • Uncategorized

SITE LINKS

  • Masuk
  • Feed entri
  • Feed komentar
  • WordPress.org
  • Landing Page
  • All Features
  • Get JNews
  • Kontak

© 2023 - aksaranews.net

No Result
View All Result
  • Homepages
    • Homepage Layout 1
    • Homepage Layout 2
  • Polkam
  • Dunia
  • Ekbis
  • Berita Utama
  • Nasional
  • Hiburan
  • Olahraga
  • Pariwisata
  • Hukrim

© 2023 - aksaranews.net

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!