LEMBATA, AKSARANEWS.NET – Alumni Seminari San Dominggo Hokeng (Almaseh) Lembata serius menunjukkan kepeduliannya terhadap berbagai isu dan masalah aktual yang kini tengah dihadapi masyarakat Kabupaten Lembata.
Kepedulian itu terwujud dalam lima poin rekomendasi yang dihasilkan dalam Diskusi bertajuk, “Penegasan Isu-isu Sentral dan Aktual di Lembata dalam Persepektif dan Roh Statement Tujuh Maret 1954”.
Demikian intisari yang disampaikan Ketua Almaseh, Fransiskus Limawai Koban, S. Fil usai pelaksanaan diskusi tersebut di Taman Baca Masyarakat (TBM) Moting Maung, Lembata pada Sabtu, 15 Maret 2025.
Menurut pria yang akrab disapa Fery Koban itu, lima poin rekomendasi ini dihasilkan melalui sebuah proses pertukaran gagasan antar sesama anggota Almaseh secara serius dan intens.
“Kami duduk bersama dan saling bertukar pikiran untuk mendapatkan simpulan-simpulan terbaik sebagai rekomendasi kepada Pemerintah Daerah dan masyarakat Kabupaten Lembata yang kami cintai ini”, ungkapnya.
Lebih lanjut Fery yang adalah mantan Anggota DPRD Kabupaten Lembata dua periode itu mewakili para anggota Almaseh meminta semua pihak yang berkepentingan untuk dapat membaca, memperhatikan dan menindaklanjuti rekomendasi yang diberikan. Baginya, tidak ada kepentingan lain yang tengah diperjuangkan Almaseh selain kebaikan bersama (bonum communae) masyarakat Kabupaten Lembata.
Lalu apa saja lima poin rekomendasi itu? Anda bisa menyimaknya di sini!
Pertama, bahwa semua proses politik dan penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Lembata hendaknya tidak boleh meninggalkan jejak sejarah perjuangan rakyat Lomblen sejak Statement Tujuh Maret 1954 yakni Lembata harus bersatu (tidak ada lagi sekat Paji – Demong) dan Lembata harus berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) atau dengan kata lain mandiri dan sejahtera.
Kedua, menanggapi beberapa masalah aktual yang tengah berkembang di masyarakat Lembata, Almaseh mendorong semua pihak yang berkepentingan untuk bekerja optimal menuntaskannya demi kebaikan bersama.
Ketiga, terkait isu kelangkaan BBM, Almaseh mendorong dan mendukung pemerintah daerah Kabupaten Lembata untuk secepatnya mengambil langkah-langkah taktis dan strategis agar masalah kronis tersebut dapat dituntaskan tidak untuk penanganan sesaat saja tetapi lebih dari itu secara permanen atau berkelanjutan.
Keempat, terkait perdebatan soal gaji dan tunjangan Pimpinan dan Anggota DPRD Kabupaten Lembata saat ini yang dinilai terlalu fantastis di tengah perintah efisiensi, Almaseh mendorong adanya komunikasi politik yang intensif baik di internal DPRD Kabupaten Lembata dan Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata maupun antar keduanya karena keputusan tersebut lebih merupakan keputusan politik dan sangat bergantung pada moral politik.
Kelima, Almaseh mengajak semua elemen masyarakat untuk tetap memberikan dukungan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata (Bupati dan Wakil Bupati) untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dalam mewujudkan masyarakat Lembata yang sejahtera dan berkeadilan.
Diketahui para anggota Almaseh Lembata adalah alumni Seminari San Dominggo Hokeng yang kini menekuni beragam profesi. Mereka berasal dari berbagai latar belakang pendidikan, budaya dan wilayah di Kabupaten Lembata. (DK)*