LEWOLEBA, AKSARANEWS.NET – Pentahbisan dan Peresmian Gereja Maranatha Pada berdasarkan surat keputusan Majelis Sinode Gereja Masehi Injil di Timor (GMIT), Tanggal 15 Mei 2024 Nomor: 012/SK/MS-GMIT/2024, Tentang Pendewasaan Mata Jemaat Maranatha Pada Menjadi Jemaat Dewasa Dalam Klasis Flores.
Gedung Gereja Jemaat GMIT Maranatha Pada Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata ditahbiskan, Penahbisan dan peresmian ini berbarengan dengan peresmian Rumah Pastori. Rabu, (22/5/24).
Rangkaian kegiatan penahbisan dan peresmian ini, Wakil Ketua MS GMIT Pdt. Yohanis Ena Blegur, S.Th bersama Pj Bupati Lembata Drs. Matheos Tan, M.M, membuka selubung papan nama, menandatangani prasasti dan bersama pula melakukan pengguntingan pita Gedung Pastori dan Gereja Jamaat GMIT Maranatha Pada sebagai tanda diresmikannya kedua bangun tersebut.
Hadir dalam kegiatan peresmian ini Pj Ketua TP PKK Lembata, Sonya Sofia, Ketua Klasis Flores Lembata, Pdt. Emanuel Talan, S.Th, perwakilan Pimpinan Forkopimda, para Pendeta klasis Flores Lembata, Kadis Kominfo, Petrus Demong, Kepala Desa Pada Karolus Kopong, dan para jemaat GMIT Maranatha Pada serta tamu undangan lainnya.
Momen penahbisan dan peresmian ini bertepatan dengan pelaksanaan Bulan Budaya. Karena itu wakil ketua MS GMIT Pdt. Yohanis Blegur mengajak semua pihak untuk menaruh perhatian pada perkembangan Budaya yang kian hari terkikis oleh perkembangan zaman digitalisasi ini.
“Penahbisan Gereja Jemaat GMIT Maranatha Pada dan Peresmian Rumah Pastori saat ini, bertepatan dengan Bulan Budaya. Maka jadilah budaya itu sebagai dasar penguatan iman, dan bukan jadikan budaya untuk ajang persaingan. Budaya dari Sumba lebih baik, Budaya dari Flores lebih baik, atau dari Timor dan Rote lebih. Tetapi jadikan perbedaan itu menjadi satu dalam kehidupan gerejawi”, ungkap Pdt. Blegur.
Ia juga meminta perhatian semua pihak bagi kelompok difabel. Menurutnya kelompok difabel sebagai bagian dari jemaat tetap mendapat perhatian utama dalam setiap pelayanan di kehidupan berjemaat.
“ Kami juga mohon perhatian untuk kelompok difabel di dalam gereja. Yang timpang, yang lumpuh dan yang buta mendapat tempat dalam pelayanan gereja,” pinta Pdt. Blegur.
Sementara itu, Pj Bupati Lembata Matheos mengatakan, Pemerintah memberikan apresiasi bagi setiap pembangunan rumah ibadah termasuk Gedung Gereja Jemaat GMIT Maranatha Pada.
“Atas nama Pemerintah Daerah, saya memberikan apresiasi. Ada tekad yang luar biasa dan jemaat punya kerinduan untuk memiliki gedung gereja yang representatif. Jemaat punya hati tentang pembangunan gedung gereja dan rumah Pastori ini. Dan hari ini terjawab sudah ditahbiskan dan diresmikan”, ungkap Matheos.
Menurut Pj Bupati Matheos, penahbisan gereja dan peresmian pastori adalah bukti nyata dari kesatuan dan kekuatan iman kita. Karena gereja adalah salah satu pilar kedamaian dan harmoni di kabupaten Lembata ini.
“Gereja bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga tempat yang mewadahi kasih, pengharapan dan pelayanan kepada sesama. Karena gereja menjadi fondasi moral dan rohani bagi diri kita”, tandas Matheos.
Untuk itu Pj Bupati Matheos berharap dengan pembangunan gereja yang megah ini tak sebatas keindahan saja. Tetapi juga mampu memberikan kekuatan dalam berkontribusi pada pembangunan daerah yang kita cintai ini.
Saya mengajak kepada kita semua untuk bergandengan tangan memberikan kontribusi positif bagi gereja dan masyarakat. Dan kiranya jemaat semakin diberkati dalam pelayanannya untuk memuliakan nama Tuhan. Ini merupakan jawaban atas pergumulan jemaat karena sebagai sarana pembinaan iman dan pertumbuhan karakter jemaat,” pinta Bupati Matheos.
Lebih lanjut, Pj Bupati Matheos juga mengucapkan terima kasih kepada ketua Majelis Sinode GMIT, Ketua Klasis Flores Lembata, seluruh panitia pembangunan dan jemaat Solafide serta jemaat Maranatha Pada, atas kerja keras, dedikasi, dan pengorbanan hingga mencapai peristiwa penting dan bersejarah ini.
“Saya berikan apresiasi dan terima kasih atas partisipasi semua kita dalam pembangunan gereja dan pastori di desa Modernisasi Kerukunan, serta Desa Panca Sila Ini.” Tuntas Matheos.