LEWOLEBA, AKSARANEWS.NET – Dinas Kearsiapan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata terus selalu menggaungkan budaya literasi dalam membangun karakter masyarakat Lembata, salah satunya adalah membedah salah satu buku karya seorang motivator dan single mom Rina Widayanti dengan judul buku Nilai Boleh Biasa, Mental Harus Juara.
Kegiatan bedah buku ini berlangsung di Auditorium Prof. Dr. Goris Keraf, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata, dengan menghadirkan Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata, Anselmus Asan Ola dan dua narasumber yaitu Akademisi dan pemerhati Pendidikan Frederyk Tokan dan Eman Krova. Rabu, (26/03/25).
Diskusi yang dimoderatori oleh Didimus Hugu berlangsung hangat, para pembicara menyoroti pentingnya membangun mental juara sejak dini, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Anselmus Asan Ola menekankan bahwa literasi bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi juga membentuk pola pikir dan karakter individu.

“Kita dari perpustakaan berpikir bagaimana caranya membangun karakter masyarakat Lembata melalui membaca. Tidak hanya sekadar membaca, tetapi bagaimana pemahaman dari buku ini bisa menjadi landasan bagi kita untuk melangkah ke depan,” ujarnya.
Ansel mejelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan literasi sepanjang tahun 2025 yang berpuncak pada Festival Literasi Kabupaten Lembata.
Menurut Ansel, mental juara juga harus diterapkan dalam sektor produktif seperti pertanian, perikanan, dan peternakan.
“Kita harus menanamkan pada generasi muda bahwa menjadi petani, nelayan, atau peternak bukan sekadar profesi, tetapi bagian dari pembangunan daerah. Mereka harus punya daya saing dan inovasi agar bisa berkembang,” tegasnya.
Selain itu, ia juga menyinggung peran digitalisasi dalam literasi. “Hari ini, dasar materi dari buku ini bisa kita kembangkan ke dalam program literasi digital. Banyak anak-anak membaca dari HP, tetapi kita harus memastikan bahwa mereka membaca hal yang bermanfaat,” katanya.
“Saya berharap hasil dari bedah buku ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya selesai dibaca, tetapi juga dibawa pulang, didiskusikan dalam keluarga, dan diterapkan dalam lingkungan sosial,” harap Anselmus Ola Bahy.
Frederyk Tokan menekankan bahwa mental juara bukan hanya soal menang dalam kompetisi, tetapi tentang membangun karakter yang kuat.
“Kalau mental dan karakter dibangun sejak dini, maka seseorang bisa memenangkan pertarungan hidup. Perubahan selalu terjadi, tetapi orang dengan mental juara tidak akan mudah menyerah,” ucap Frederyk
Menurutnya, Orang tua dan guru memiliki peran penting sebagai pemantik mental juara, karena anak-anak belajar melalui keteladanan.
Senada dengan itu, Eman Krova menyoroti bahwa buku karya Rina Widayanti ini membantunya memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju sukses.
“Saya membaca buku ini dan merasa seperti bercermin. Lembata pernah mengalami banyak tantangan, tetapi kita harus tetap maju dengan mental juara,” ungkapnya.
Menurut Eman buku yang ditulis oleh Rina Widayanti membahas enam aspek utama dalam membangun mental juara. Ia menekankan bahwa mental juara tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga oleh kecerdasan sosial dan emosional.
“Penulis memprovokasi kita untuk sadar bahwa sukses dalam hidup tidak hanya soal akademik, tetapi bagaimana kita mampu menghadapi tantangan dengan semangat pantang menyerah,” ujar Eman.
Pantauan media ini, dalam diskusi juga menyoroti bagaimana nilai-nilai dalam buku ini bisa dikaitkan dengan konteks sosial masyarakat Lembata.
Dalam diskusi ini, para peserta bedah mengharapkan tidak hanya berhenti pada diskusi, tetapi juga menjadi pijakan bagi berbagai inisiatif literasi di Lembata.