AKSARANEWS.NET, ADONARA – Yayasan Argo Sorgum Flores (Yasores) menggelar kegiatan identifikasi dan dokumentasi tradisi berladang masyarakat di Desa Riangpadu, Adonara Barat, Flores Timur. Kamis (30/11).
Kegiatan tersebut merupakan salah satu program Yayasan Argo Sorgum Flores, bekerja sama dengan lembaga The Samdhana Institute, yang berkedudukan di Kota Bogor, Jawa Barat.
Tim Riset dan Pengetahuan Yasores, Benedicto Reynalda Brian mengatakan bahwa identifikasi dan dokumentasi bertujuan untuk merawat pengetahuan dan melestarikan budaya oleh masyarakat lokal, khususnya orang muda dan kaum perempuan.
Brian menjelaskan, proses transfer pengetahuan tentang ritus adat dan budaya leluhur selama ini yang dilakukan di Kabupaten Flores Timur, atau bahkan NTT pada umumnya melalui budaya tutur.
Hal ini, kata dia, di tengah era globalisasi dapat menyebabkan adanya pergeseran atau prubahan, bahkan hilangnya tata cara ritual adat mulai dari proses pembukaaan lahan, penyiapan benih, masa tanam, masa panen, hingga pasca panen.
Karena itu, sambung Brian, identifikasi dan pendokumentasian dalam bentuk narasi secara tertulis dan visual berupa foto dan video perlu dilakukan.
“Kami hanya fasilitasi saja. Kami mendorong anak-anak muda di sini yang akan kami dampingi untuk kemudian menggali atau mewawancarai orang tua tentang ritual adatnya,” ujar dia.
“Pembahasan masih secara garis besar, selajutnya kami akan datang lagi untuk membuat video dan membantu meranarasikannya, kemudian dipublikasikan,” imbuh Brian.
Sementara Kepala Desa Riangpadu, Blasius Dua mengatakan, sebagai pemimpin dirinya bersedia menerima semua pihak yang ingin berkontribusi terhadap pembangunan di desa.
“Saya menerima program ini dengan baik. Saya merasa bersyukur dan berterima kasih karena sudah begitu lama yayasan tidak pernah masuk ke desa ini. Entah nanti seperti apa programnya, pasti akan berkelanjutan,” ungkapnya.
Tokoh Pemuda Desa Riangpadu, Arnoldus Ola Ama, mengaku program ini sangat bermanfaat, karena menurutnya ada kegiatan pemberdayaan yang melibatkan orang muda dan kaum perempuan.
Dia berharap kegiatan terus berlanjut, karena nantinya ada pembelajaran silang; kelompok orang muda dari Adonara bertandang ke Lembata, dan begitupun sebaliknya.
“Tujuannya kan banyak, nanti dibuat dalam buku, juga teman-teman dari Lembata bisa mengetahui tradisi di Adonara khususnya di Desa Riangpadu dan Desa Pajinian, dan juga teman-teman dari Adonara bisa mengetahui tradisi dan kultur budaya di Lembata,” terang Arnol.
“Yang dilakukan Yayasan Argo Sorgum Flores ini kan sedang mempertahankan kultur budaya sehingga tugas saya di Desa Riangpadu, mengajak semua teman-teman muda supaya bisa mengetahui dan tetap menjaga budaya yang ada,” tambahnya mengakhiri.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Kades Blasius Dua bersama aparat, Koordinator Riset dan Pengetahuan Yasores, Benedicto Reynalda Brian, Pendamping Lapangan, Yulius Lamawato, Bendahara Program, Eugrasia Bulazi.
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Desa Riangpadu itu melibatkan tokoh adat, tokoh masyarakat, orang muda dan kaum perempuan.
Diketahui, selain Desa Riangpadu dan Desa Pajinian di Kabupaten Flores Timur, ada dua desa lainnya di Kabupaten Lembata yang menjadi sasaran program Yasores, yaitu Desa Tapobali dan Desa Wuakerong. (Tino Watowuan)