AKSARANEWS.NET | LEWOLEBA – PLH Bupati Lembata Paskalis Ola Tapobali membuka kegiatan Advokasi kebijakan dan pendampingan peningkatan partisipasi perempuan dan politik, hukum, sosial dan ekonomi tingkat Kabupaten Lembata di Aula Ankara Lewoleba. Kamis (25/5/23).
Pantauan media yang hadir dalam kegiatan ini adalah kader-kader perempuan dari Caleg berbagai partai di Lembata yang ikut dalam kompotisi Pileg 2024 mendatang.
Salah satu tujuan pembangunan Nasional adalah
pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya, baik laki-laki maupun perempuan.
Namun dalam kehidupan bermasyarakat masih saja ditemukan berbagai bentuk tindakan maupun kondisi yang mendiskriminasikan salah satu pihak.
Cara pandang masyarakat yang mengutamakan laki-laki daripada perempuan menjadi penyebab munculnya memarginalkan kaum perempuan.
Kondisi seperti ini menuntut adanya aksi konkret dalam menciptakan keadilan bagi perempuan dan laki-laki, sehingga dapat tercipta kesetaraan peran laki-laki dan perempuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Salah satu tantangan dalam mewujudkan kesetaraan gender adalah berkaitan dengan proses
perumusan kebijakan publik yang nantinya akan
diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.
Paskalis mengatakan hari ini kita melakukan Kegiatan Advokasi Kebijakan dan Pendampingan Peningkatan Partisipasi Perempuan dan Politik, Hukum, Sosial dan Ekonomi.
“Kegiatan ini sangat startegis dalam rangka mendukung pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) agar tercipta keadilan beberapa kondisi yang gender, khususnya berkaitan dengan kesetaraan akses dan partisipasi perempuan dalam urusan-urusan politik, hukum, sosial dan ekonomi,” Ucap Paskalis
Melihat pentingnya kegiatan ini PLH Bupati Lembata ini sangat mengharapkan partisipasi aktif semua undangan dalam mengikuti seluruh proses kegiatan ini.
Banyak hal yang akan didiskusikan nanti, baik berkaitan dengan materi maupun isu-isu lain yang berkembang dalam kegiatan ini.
“Saya berharap point-point penting yang diperoleh dalam diskusi nantinya diformulasikan menjadi sebuah rekomendasi tindak lanjut, agar menjadi catatan bagi Pemerintah dalam merumuskan kebijakan dan penganggaran yang benar-benar responsif gender,” Harap Paskalis
Pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2PA) Kabupaten Lembata, Lucia Sandra G. A kepada awak media mengatakan Perempuan selalu menjadi nomor dua.
“Perempuan selalu menjadi nomor dua dan selalu dianggap lemah dan mudah tersinggung, jadi dianggap di bawahnya laki-laki padahal tidak semuanya seperti itu,” Ucap Sandra
Sandra melanjutkan bahwa dengan kegiatan ini minimal ada perempuan yang ikut kegiatan politik. Karena selama ini kita ketahui bersama tidak ada walaupun sudah disiapkan 30% perempuan. Padahal selama ini belum. Begitu pun dengan bidang ekonomi karena selama ini perempuan sudah doble lebih banyak domestik.
“Pekerjaan rumah tangga kadang dia bantu suaminya untuk berjualan tetapi hasil yang diperoleh itu selalu lebih sedikit dari pada laki-laki. Selama ini apa yang dikerjakan perempuan mulai dari bangun tidur menyiapkan makanan untuk anak dan suami sampai malam semua keluarga tidur perempuan itu masih menyiapkan untuk besok harinya. Dan itu tidak dihargai atau dibayar sama sekali padahal pekerjaan itu seharian penuh,” Ujar Sandra
Mudah-mudahan dengan kegiatan ini membuka wawasan perempuan bahwa kita itu tidak kalah dari laki-laki. Tetapi tidak bermaksud menyaingi laki-laki. Itu tidak.
“Harapannya dengan keadaan saat ini perempuan di sadarkan bahwa haknya itu sama dengan laki-laki. Misalnya pekerjaan yang sama.” Tuntas Lucia Sandra. (Leyn)