AKSARANEWS.NET, LEMBATA – Matheos Tan Penjabat Bupati Lembata meresmikan jaringan distribusi air bersih dan sambungan rumah air minum bersih di Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata pada Jumat, (18/08/23).
Pengresmian ini disambut dengan kebahagiaan oleh Matheos dan warga setempat, terutama mengingat kebutuhan air minum bersih yang telah lama menjadi kerinduan masyarakat Hadakewa.
Matheos berharap dengan adanya langkah ini akan memenuhi kebutuhan penting air bersih bagi masyarakat.
“Semoga dengan pengresmian ini dapat memenuhi harapan masyarakat akan kebutuhan air minum bersih di Desa ini,” Ucap Matheos
Tan juga berharap bahwa ketersediaan air bersih akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Lembata secara keseluruhan.
“Semoga dengan adanya air minum bersih ini dapat meningkatkan kesehatan dan dapat menurunkan angka stunting di Desa Hadakewa ini,” ujar Matheos.
Tan juga mengingatkan pentingnya menjaga kebersihan dan kualitas air, serta menghindari pembuangan air yang tidak perlu.
Penjabat Bupati Lembata ini memberikan saran kepada masyarakat agar air yang akan dimasak untuk dikonsumsi, sebaiknya dibiarkan semalaman guna proses pengendapan zat kapur sebelum digunakan, sehingga menghindari resiko penyakit.
“Mari kita semua untuk menjaga mata air dan semua sarana prasarana air bersih yang ada dengan baik untuk generasi masa depan yang lebih cerah,” ajak Matheos
Sementara Kepala Desa Hadakewa, Klemens Kwaman dalam laporannya menyampaikan kondisi kekinian Hadakewa. Ia menyampaikan bahwa populasi penduduk Desa Hadakewa saat ini berjumlah 1.120 jiwa, dengan total kepala keluarga sebanyak 300 KK. Adapun kehidupan ekonomi masyarakat sebagian besar bekerja sebagai petani dan nelayan.
Terkait air minum bersih, menurut Kades Klemens hal ini sudah menjadi perhatian serius pemerintah Desa Hadakewa sejak periode kepemimpinannya pertama di tahun 2014.
Ia saat itu telah berupaya untuk memperbaiki jaringan perpipaan yang telah ada, namun terkendala wabah Covid-19 mengakibatkan anggaran dialihkan untuk penanganan masalah Covid-19.
Imbasnya, jaringan perpipaan belum bisa dibenahi sehingga yang terjadi masyarakat Hadakewa memanfaatkan air minum bersih seadanya. Hal ini berdampak juga pada tingkat kesehatan masyarakat.
Padahal kalau dilihat, debit mata air yang berada di wilayah Desa Hadakewa ini begitu besar. Karena begitu besar telah menyuplai dan menjangkau desa-desa tetangga seperti Desa Lerahinga dan Desa Waienga.
“Debit air yang ada Bapak Bupati, tujuh liter per detik pada kemarau puncak,” demikian Kades Klemens melaporkan kepada Bupati Lembata.
Lanjutnya, dengan debit yang ada, kami berupaya untuk memperbaiki jaringan sehingga dapat menjangkau dan dinikmati oleh seluruh masyarakat di Desa Hadakewa ini.
Dengan menggunakan dana desa dari pemerintah pusat, kami melalui forum musyawarah bersama di tingkat desa, menyepakati pemanfaatan dana desa berfokus pada pengadaan air bersih.
Hal ini juga sebagai bagian dari program pengentasan stunting di Desa Hadakewa, yang mana saat ini penderita stunting di Desa Hadakewa berjumlah 6 orang.
Katanya lagi, di tahun 2022 melalui realokasi dana desa telah dibangun bak air Reservoir dengan kapasitas tampung 62,5 kubik, dimana biaya yang disiapkan sebesar Rp. 180 juta.
Dengan daya tampung bak air tersebut diharapkan mampu memenuhi seluruh kebutuhan air bersih warga masyarakat di Desa Hadakewa, dengan perhitungan konsumsi ataupun pemakaian air perhari perjiwa sesuai standar kesehatan yakni 90 liter perhari.
Sementara di tahun 2023 ini, melalui dana desa juga, Pemerintah Desa Hadakewa telah menyiapkan anggaran sebesar Rp. 471 juta untuk pengadaan pipa distribusi dan pemasangan jaringan perpipaan sambungan lepas menuju rumah-rumah penduduk sebanyak 172 sambungan.
Kita berharap, melalui program pengadaan air bersih di Desa Hadakewa yang telah dilakukan dengan menggunakan dana desa ini, dapat mengurangi angka stunting dan memastikan ketersediaan air minum yang memenuhi standar kesehatan.